Sebagai organisasi otonom (Ortom) Persyarikatan
Muhammadiyah, Tapak Suci Putera Muhammadiyah bukan sekedar sebuah perguruan
pencak silat. TSPM memiliki aturan dan kaidah organisasi serta perguruan yang
jelas dan kelengkapan organisasi yang mungkin saja hanya TSPM yang memilikinya
di dunia persilatan tanah air.
Namun begitu, kian hari terlihat banyak kecolongan di sana-sini. Mulai dari
penggunaan logo organisasi oleh pihak lain yang tidak bertanggungjawab, sampai
pada masalah internal yang terjadi di masing-masing tingkatan kepengurusan.
Sebagai contoh nyata di lapangan, terjadinya ketidakteraturan pengadaan atribut
organisasi dan perguruan, seperti tanda ketingkatan, sabuk, ijasah serta
penggunaan atribut khusus seperti rompi, marak terjadi.
Berbagai hal tersebut, tentunya secara tidak langsung akan berdampak pada
menurunnya ‘harga diri’ oragnisasi dan perguruan. Pihak-pihak lain yang juga
memiliki tendensi melemahkan TSPM, tentu saja akan merasa memenangkan situasi. Perilaku-perilaku yang sejatinya dapat melemahkan itu, seharusnya mendapat
perhatian khusus oleh ‘para petinggi’ TSPM. Pemikiran tentang bagaimana
membangun organisasi sesuai dengan tujuan TSPM itu sendiri, mesti mendapat
perhatian penuh. Hal demikian setidaknya akan dapat merubah paradigma bahwa
TSPM bukan sebuah lembaga beladiri Nusantara yang bia dianggap remeh, bukan
sekedar perguruan yang hanya memikirkan prestasi para siswa dan kader di bidang
pertandingan dan festival.
Di lain kondisi, dengan makin gencarnya pemerintah melalui kementerian yang
mengurusi pendidikan, menginginkan Pencak Silat menjadi salah satu mata
pelajaran secara formal di semua satuan pendidikan. Adanya kurikulum yang tepat
sesuai dengan standar pendidikan formal, akan dan sedang digodok oleh
daerah-daerah yang ingin menjadi pioneer program mulia itu. Lalu bagaimana TSPM? Hingga kini masih berkutat pada upaya menyatukan
sistim dan pola organisasi serta perguruan. Baik melalui administrasi
surat-menyurat, menejemen lembaga, serta upaya penyusunan database oleh
pimpinan pusat. Lalu adakah pemikiran kita bersama untuk menjembatani langkah
pemerintah untuk mengembalikan Pencak Silat sebagai tuan rumah di negeri sendiri?
Melalui perdebatan-perdebatan dan diskusi, hal ini perlu segera dilakukan,
penyusunan kurikulum pendidikan Pencak Silat adalah beban bagi TSPM, agar andil
nyata segera terwujud bagi kelangsungan budaya dan tradisi.
No comments:
Post a Comment